Berikut ini adalah sebuah cerita rakyat dari Jawa Timur mengenai asal mula mengapa burung Gelatik memiliki lambung atau teleh di tengkuknya dan mengapa burung Betet berparuh bengkok. Alkisah pada jaman Nabi Sulaiman tengah terjadi musim paceklik. Penyebabnya adalah banyak penyakit yang merusak tanaman sehingga mengakibatkan pangan sulit didapat.
Suatu hari, burung Betet hendak mengkhitankan anaknya. Betet tidak memiliki uang untuk membeli kopiah dan sarung. Oleh karenanya, Betet kemudian pergi ke pasar menjual padi miliknnya. Di tengah perjalanan, Betet bersua dengan burung Gelatik. “Hendak kemana Engkau Betet memikul padi?” kata Gelatik.
“Aku hendak ke pasar menjual padi milikku untuk membeli sarung dan kopiah. Aku hendak mengkhitankan anakku. Hanya padi ini yang aku miliki. Selebihnya dimakan penyakit.” kata burung Betet.
“Berhentilah sejenak, kebetulan Aku membutuhkan padi. Aku ingin melihat padimu bagus atau tidak.” kata burung Gelatik.
Burung Betet menurunkan padinya. Tik...tik...tik bunyi burung Gelatik mengusep-usep dan membolak-balikkan padi. Gelatik menawar padi dengan harga sangat murah yang tentu saja ditolak oleh Betet. Sebenarnya burung Gelatik tidak memiliki uang, karenanya ia bermain curang dengan pura-pura membolak-balik padi padahal sebenarnya ia memakan padi-padi tersebut.
“Apa yang Kau lakukan Gelatik? Kenapa Engkau memakan padi-padiku?” teriak Betet kesal.
“Aku tidak memakan padi-padimu, Aku hanya memeriksanya apa padimu dimakan penyakit atau tidak?” sanggah Gelatik.
Burung Betet marah dengan sikap curang Gelatik. Betet mencengkeram batang leher Gelatik kemudian dia tarik sekuat tenaga hingga timbul teleh. Burung Gelatik meronta-ronta kesakitan. Segera ia memukulkan batang pikulan padi ke paruh Betet hingga paruh si Betet bengkok ke bawah. Ini adalah asal mula mengapa burung Betet memiliki paruh bengkok ke bawah dan burung Gelatik memiliki teleh di lehernya.
Referensi:
I.B. Mantra, Astrid S, Susanto, Budi Susanto, Singgih Wibisono, Cerita Rakyat Daerah Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Anda baru saja membaca cerita rakyat Burung Gelatik dan Burung Betet. Jika memiliki pertanyaan atau komentar mengenai cerita rakyat ini, silahkan tulis pada bagian komentar di bawah. Terima kasih telah mengunjungi caritasato.blogspot.com.
Jika anda menyukai cerita rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media sosial atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Jawa Timur lainnya:
Jika anda menyukai cerita rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media sosial atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Jawa Timur lainnya:
- Inu Kertapati
- Asal Usul Kota Banyuwangi
- Keong Emas
- Damar Wulan Dan Menakjingga
- Cindelaras
- Joko Dolog
- Asal Usul Nama Surabaya
- Aryo Menak
- Burung Gagak yang sombong
- Buah Jeruk Emas
- Asal Mula Ayam Hutan
- Orang desa Tingan tidak boleh berjodohan dengan orang desa Kapal
- Kyai Bonten dan Ki Jalono
- Irapati dan Seekor Buaya
- Orang Desa Tanggungan Tidak Boleh Makan Ikan Tageh
- Asal Mula Kata Babah
- Asal Mula Pohon Jati Besar-Besar
- Burung Gelatik dan Burung Betet
- Asal mula mengapa sungai berkelok-kelok
- Sandhekala
- Hai hai aku sudah tahu
- Pak Mendong dan Mbok Mendong
- Paduan Nama yang Baik
- Benda Ajaibnya Kucing
- Menantu Pak Kyai
Labels:
Jawa Timur
0 Komentar untuk "Burung Gelatik dan Burung Betet"