Artikel Terbaru

Asal Mula Kata Babah

Asal Mula Kata Babah
Orang Jawa biasa memanggil orang Tionghoa dengan sebutan “Babah”. Menurut cerita rakyat Jawa Timur, asal mula kata Babah berasal dari kata “Mbabah” yang artinya mencari jalan. Konon, dongeng ini dibuat-buat oleh etnis Tionghoa di Indonesia untuk menjaga jarak dengan etnis Jawa. Begini ceritanya:

Nabi Adam, nenek moyang manusia, memiliki empat orang anak, dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Satu orang laki-laki berparas tampan dan satunya lagi berparas buruk rupa. Begitu pula dengan yang perempuan, satu orang perempuan berparas cantik dan satunya lagi berparas buruk rupa.

Setelah keempat anak tersebut beranjak dewasa, Nabi Adam ingin menikahkan putra putrinya. Agar adil, putra yang rupawan akan dinikahkan dengan putrinya yang buruk rupa. Begitu pula sebaliknya, putranya yang buruk rupa akan dinikahkan dengan putrinya yang cantik. Keinginan Nabi Adam ditentang oleh putranya yang tampan dan putrinya yang cantik. Mereka beralasan yang rupawan harus menikah dengan yang rupawan juga dan yang buruk rupa harus menikah dengan yang buruk rupa juga. Namun Nabi Adam tetap pada keputusannya.

Tidak bisa menerima keputusan ayahnya, pada suatu malam, putra Nabi Adam yang tampan dengan putrinya yang cantik memutuskan untuk melarikan diri bersama. Mereka pergi menembus hutan belantara “mbabah” jalan. Mbabah artinya mencari jalan. 

Kata Babah berasal dari kata mbabah. Menurut orang Tionghoa, Putra putri Nabi Adam yang tampan dan cantik itulah yang menjadi nenek moyang orang Tionghoa. Itulah sebabnya mengapa orang-orang Tionghoa cantik-cantik dan tampan-tampan sedangkan orang Jawa tidak. Orang Jawa dilarang menikahi perempuan Tionghoa dengan alasan nanti kualat menikah dengan “saudara tua”. Sedangkan orang Tionghoa diperbolehkan menikahi perempuan Jawa karena dianggap “saudara muda”.

Begitulah dongeng asal mula kata Babah. Tentu saja ini hanya dongeng, jadi tidak perlu dipercaya. Karena pada kenyataannya orang-orang Jawa ada yang cantik dan ada yang tidak, begitu pula dengan orang Tionghoa. Mengenai perkawinan, jaman sekarang orang bebas kawin dengan siapa saja, yang penting saling mencintai.

Referensi:
I.B. Mantra, Astrid S, Susanto, Budi Susanto, Singgih Wibisono, Cerita Rakyat Daerah Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda baru saja membaca cerita rakyat Asal Mula Kata Babah. Jika memiliki pertanyaan atau komentar mengenai cerita rakyat ini, silahkan tulis pada bagian komentar di bawah. Terima kasih telah mengunjungi caritasato.blogspot.com.

Jika anda menyukai cerita rakyat ini, silahkan bagikan melalui e-mail, media sosial atau melalui situs web lainnya. Jangan lupa untuk menyertakan link balik ke caritasato.blogspot.com. Silahkan baca juga cerita rakyat Jawa Timur lainnya:
  1. Inu Kertapati
  2. Asal Usul Kota Banyuwangi 
  3. Keong Emas
  4. Damar Wulan Dan Menakjingga
  5. Cindelaras
  6. Joko Dolog
  7. Asal Usul Nama Surabaya
  8. Aryo Menak
  9. Burung Gagak yang sombong
  10. Buah Jeruk Emas
  11. Asal Mula Ayam Hutan
  12. Orang desa Tingan tidak boleh berjodohan dengan orang desa Kapal
  13. Kyai Bonten dan Ki Jalono
  14. Irapati dan Seekor Buaya
  15. Orang Desa Tanggungan Tidak Boleh Makan Ikan Tageh
  16. Asal Mula Kata Babah
  17. Asal Mula Pohon Jati Besar-Besar
  18. Burung Gelatik dan Burung Betet
  19. Asal mula mengapa sungai berkelok-kelok
  20. Sandhekala
  21. Hai hai aku sudah tahu
  22. Pak Mendong dan Mbok Mendong
  23. Paduan Nama yang Baik
  24. Benda Ajaibnya Kucing
  25. Menantu Pak Kyai
Labels: Jawa Timur
0 Komentar untuk "Asal Mula Kata Babah"

Back To Top